Senin, 25 Juli 2011

Minat Belajar

  1. Minat Belajar
a.       Pengertian Minat Belajar
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar yang masing-masing memiliki makna yang berbeda. Minat belajar ini merupakan rangsangan yang ada pada diri seseorang untuk belajar dan menggali ilmu pengetahuan dengan didorong oleh rasa ingin tahu tentang sesuatu. Minat juga merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan memaksa. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat  itu akan semakin kuat.
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap segala sesuatu atau bisa juga diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu dalam rangka perubahan diri menuju yang lebih baik.[1] Sedangkan kata belajar itu sendiri banyak dijumpai dalam berbagai literatur yang memiliki konteks yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Belajar merupakan interaksi indikvidu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru atau sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.[2]
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa kerkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada dasarnya adalah suatu penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.[3] Minat juga merupakan masalah yang paling penting di dalam pendidikan, apalagi bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam aktivitas untuk mencapai suatu tujuan.
Minat besar hubungannya dengan belajar karna bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik sehingga tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya, oleh karna itu minat merupakan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan diamati seseorang, jadi berbeda dengan perhatian, karana perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari situlah diperoleh kepuasan.[4]
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan dari dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut tertarik atau menyenangi suatu situasi atau obyek tertentu tanpa ada pengaruh dari siapapun.
b.      Ciri – Ciri Minat Belajar
Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock antara lain:[5]
1)      Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.
2)      Minat tergantung pada persiapan belajar
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.

3)      Minat bergantung pada kesempatan belajar
Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.
4)      Perkembangan minat mungkin terbatas
Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial yang terbatas.
5)      Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.
6)      Minat berbobot emosional
Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.
7)      Minat dan egosentris
Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.
c.       Cara Membangkitkan Minat Belajar
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, peserta didik tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Peserta didik akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat mahasiswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat miningkatkan prestasi belajar. Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu peserta didik melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. proses ini berarti menunjukkan pada peserta didik bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila peserta didik menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila peserta didik melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jika terdapat peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada peserta didik adalah dengan menggunakan minat-minat peserta didik yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada peserta didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi peserta didik dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan mahasiswa.
Indikator - indikator minat belajar mahasiswa terdiri dari adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal /permasalahan dalam pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan masalah-masalah pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memahami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan masalah-masalah lingkungan.
Berdasarkan kerangka teori di atas peneliti mengambil pendapat Daur dan Pangrazi.[6] Yang menyatakan bahwa latihan adalah kunci keberhasilan belajar dan merupakan suatu cara yang penting dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki menjadi pemahaman, seseorang yang ingin sadar lingkungan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melatih keterampilan atau kebiasaan memelihara lingkungan. Makna yang diperoleh dari teori ini adalah tentang perlunya latihan dalam suatu proses pendidikan, untuk memperoleh suatu pemahaman/ keterampilan dan latihan yang merupakan suatu yang sangat dominan.
Salah satu hukum belajar yang dikemukakan Thorndike adalah hukum latihan (The Law of Exsercise or Repetition) hukum ini sangat mempengaruhi perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku terjadi karna ada individu yang belajar  dan perubahan perilaku juga bertambah bila dilakukan dengan banyak latihan, ulangan, dan pembiasaan dan Galpein pada dasarnya mengemukakan kegiatan pembelajaran yang sangat mengutamakan latihan dan ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh peserta didik dalam memahami materi pembelajarannya untuk bisa mengaflikasikan  langsung kelingkungan.[7]
Bagan. 01.
Tahapan Pembelajaran Galperin
Oval: Orientasi



Teori Galperin ini menunjukan bahwa tahap latihan sangat penting dan dari sinilah diperoleh umpan balik, jika pada tahapan umpan balik masih belum dipahami objek yang ingin tercapai, maka proses pembelajaran seperti di atas terus dilakukan. Hukum  belajar yang dikemukakan Thorndike adalah hukum latihan (The Law of Exsercise or Repetition) selalu berhubungan dengan teori Covey (The 7 Habits of Effective People) memukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, keinginan, dimana pengetahuan merupakan pradigma teoritis.
Keterampilan adalah bagaimana melakukannya dan keinginan merupakan minat atau motivasi untuk melakukan sesuatu atas dasar kemauan sendiri, agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup kita, harus mempunyai ketiga hal tersebut.[8]
Bagan. 02.
Terbentuknya Kebiasaan
Radial Diagram
 










A.    Metode Penelitian
  1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan suatu organisasi tertentu dalam suatu


[1] Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia(Surabaya: Kashiko Press, 2005), h. 361.
[2] Annurahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 36.
[3] Salameto, Belajar dan faktor Yang Mempengaruhinya(Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 180.
[4] Salameto, Belajar dan faktor Yang Mempengaruhinya(Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 182.
[5] Dhanang Sangsoko,”Minat Belajar,” dalam http://qym7882.blogspot.com/2009/03/ciri-ciri minat. html, diambil tanggal 10 Mei 2010, Pukul 08.00 WITA.
[6] Neolaka Amos, Kesadaran Lingkungan (Jakarta: Renika Cipta, 2008), h. 127.
[7] Neolaka Amos, Kesadaran Lingkungan (Jakarta: Renika Cipta, 2008), h. 128.
[8] Annurahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 124.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar